SETIAP negara di dunia termasuk Indonesia pasti melaksanakan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berbagai proyek direncanakan dengan sebaik mungkin serta dibangun dengan menggunakan anggaran pemerintah guna memajukan pembangunan di berbagai sektor dan wilayah.
Pembangunan infrastruktur inilah yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Infrastruktur yang dibangun bukan hanya dari sisi fisik semata tapi juga non fisik berupa akses teknologi informasi guna meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi salah satu instansi yang mendapat tugas berat. Berbagai infrastruktur baik jalan nasional, bendungan, perumahan hingga pemenuhan sarana sanitasi untuk masyarakat menjadi tanggung jawab kementerian yang dikomandoi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tersebut.
Infrastruktur pada dasarnya adalah upaya pemerintah membangun fasilitas yang mampu memudahkan masyarakat dalam beraktivitas serta mendukung pengembangan sebuah wilayah. Adanya infrastruktur yang memadai tentunya juga akan mengundang kehadiran investasi dari dalam maupun luar negeri sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Turunnya pagu anggaran pada 2022 menjadi Rp100,6 triliun dibandingkan 2021 yang mencapai Rp143,5 triliun, tak lantas menjadi alasan pembangunan infrastruktur kendur (bpiw.pu.go.id). Setidaknya ada lima rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan pada 2022, antara lain untuk sektor sumber daya air (SDA) akan memanfaatkan anggaran Rp41,2 triliun untuk melanjutkan pembangunan 35 bendungan.
Bendungan yang dimaksud antara lain Tamblang dan Lolak serta pembangunan dua bendungan baru yakni Riam Kiwa dan Jenelata. Selanjutnya proses revitalisasi danau, pembangunan 42.400 hektare daerah irigasi, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi 123.740 hektare, serta pembangunan pengendali banjir dan pengaman pantai sepanjang 157 km.
Pada pembangunan infrastruktur di sektor jalan dan jembatan akan dialokasikan Rp39,7 triliun untuk menggarap 354 km jalan baru seperti Manado Outer Ring Road III dan jalan akses Jembatan Holtekamp, pembangunan 23.715 meter jembatan, pembangunan 1.072 meter jalan layang (flyover) maupun jalan bawah (underpass), serta pembangunan 9,2 km jalan tol dengan rute Serang–Panimbang dan Semarang-Demak.
Selain itu, pada sektor permukiman juga dialokasikan anggaran Rp12,5 triliun untuk pembangunan dan peningkatan 1.637 liter/detik sistem penyediaan air minum (SPAM), sistem pengelolaan air limbah untuk 8.410 kepala keluarga (KK), sistem pengelolaan persampahan untuk 21 ribu KK. Kementerian PUPR juga akan melaksanakan penanganan terhadap 802 hektare kawasan kumuh, penyelenggaraan bangunan gedung, kemudian pembangunan, rehabilitasi dan renovasi sarana dan prasarana pendidikan, olahraga dan pasar, serta penataan kawasan di Lasem dan Manado-Likupang.
Terkait dengan sektor perumahan jumlah anggaran yang dialokasikan senilai Rp5,1 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah susun (rusun) sebanyak 5.141 unit, pembangunan rumah khusus (rusus) 1.823 unit, bantuan rumah swadaya untuk 101.250 unit rumah tidak layak huni (RTLH) yang tersebar di 34 provinsi, dan pembangunan 20.500 unit prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tersebar di 34 provinsi. Selain itu, juga ada anggaran untuk dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya mencapai Rp2,1 triliun.
Sikap generasi muda
Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk mendorong generasi muda Indonesia menyikapi hasil pembangunan infrastruktur yang ada saat ini? Tentunya harus disadari bahwa mereka hidup di jaman yang sudah memiliki akses informasi terbuka luas. Adanya dukungan teknologi informasi membuat generasi muda bisa melihat jauh ke depan tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Generasi muda juga harus sadar bahwa pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia saat ini telah mengalami lompatan cukup jauh dibandingkan masa lalu. Pembangunan yang masif saat ini menjadi patokan (milestone) terhadap generasi-generasi muda Indonesia di masa depan.
Kesempatan Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara maju di dunia terbuka lebar, khususnya pascapandemi covid-19. Bukan cerita baru kalau banyak pihak ada yang sangsi Indonesia mampu membangun infrastruktur yang masif. Tapi waktu membuktikan bahwa infrastruktur yang dibangun saat ini juga banyak melibatkan tenaga kerja lokal, khususnya masyarakat melalui program padat karya dan generasi muda.
Keterlibatan mereka semua tentunya akan mendorong peningkatan perekonomian secara nasional. Kualitas para insinyur Indonesia juga tidak diragukan lagi kemampuannya untuk bersaing dengan kolega mereka dari dari luar negeri.
Dalam pembangunan infrastruktur saat ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah proses pembangunan sebelum dan sesudahnya. Perjalanan serta proses pembangunan sebisa mungkin dimasukkan ke satu informasi baik data tabel informasi. Data dan spesifikasi bangunan itu penting agar mereka yang terlibat dalam proses pembangunannya mengetahui. Hal itu merupakan bagian dari sejarah perjalanan pembangunan infrastruktur yang juga harus diketahui oleh setiap generasi.
Pemanfaatan teknologi informasi
Adanya tanda serta kode khusus berupa penempatan barcode dalam hasil yang bisa diakses melalui alat komunikasi saat ini, tentu akan mempermudah hal itu semua. Adanya teknologi informasi (TI) ini juga bisa menjembatani Kementerian PUPR dan masyarakat yang akan menyampaikan permasalahan di lapangan pascapembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur yang ikonik tentu menggelitik para milenial untuk mengunggahnya ke beragam platform media sosial. Melalui medsos ini juga menjadi sarana publikasi paling cepat untuk disebarluaskan ke masyarakat. Satu hal yang patut diperhatikan ialah adab dalam bermedia sosial.
Di sisi lain pembangunan infrastruktur yang berbudaya serta mengedepankan karakteristik kearifan lokal juga perlu didorong agar bisa lebih banyak lagi. Pengenalan budaya melalui filosofi bangunan juga perlu dikenalkan kepada generasi muda. Hasil pembangunan tentunya tidak akan membawa manfaat apa-apa jika dalam pengelolaannya tidak optimal.
Masyarakat sebagai penerima manfaat hasil pembangunan juga harus ikut menjaga infrastruktur yang dibangun pemerintah. Menjaga kebersihan, menetapkan pengelolaan serta merawat infrastruktur juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebaik mungkin.
Infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR juga harus dirasakan manfaatnya oleh generasi-generasi muda Indonesia puluhan tahun ke depan. Dari infrastruktur yang ada diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.